SARASEHAN Anggota Banggar MPR RI Bersama H.Anton Sukartono Suratto.

SARASEHAN Anggota Banggar MPR RI Bersama H.Anton Sukartono Suratto.

Smallest Font
Largest Font

Mahatvamediaindonesia.id, BOGORAnggota DPR RI H. Anton Suratto menysosialisasikan Empat Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI berupa empat pilar kebangsaan yang dirangkai dengan acara silaturahmi bersama masyarakat, yang diselenggarakan di Pendopo Suratto Siswodihardjo Puri Cikeas. Senin, (28/08/2023).

Dalam agenda SARASEHAN anggota Banggar MPR RI bersama H. Anton Sukartono Suratto, turut hadir Ketua DPC Partai Demokrat Dede Candra Sasmita, Karang Taruna se-Kecamatan Gunung Putri.

“Kita memiliki empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat pilar kebangsaan ini sebagai tiang penyangga bangsa kita supaya rumah yang bernama Indonesia tetap tegak berdiri,” Ucap H. Anton Sukartono.

Ia menjelaskan tentang pentingnya empat pilar kebangsaan karena dinilai sebagai perekat dan pemersatu elemen bangsa di tengah maraknya budaya barat yang merongrong kedaulatan NKRI.

https://www.instagram.com/reel/CwfQM-9oX49/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Dia mengemukakan tentang inti dari setiap pilar kebangsaan. “Isi dari empat pilar kebangsaan adalah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara kita. Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara kita, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ucapnya menegaskan.

Dia mengambil contoh konkret masyarakat yang hidup di tengah kehidupan bermasyarakat lebih berdaulat serta sebagai implementasi praktis tatanan hidup melalui penerapan empat pilar kebangsaan ini.

“Empat pilar menjadi perekat kita sehingga semua bisa hidup berdampingan, meskipun ada suku, ras, adat, istiadat, dan budaya yang menjadi nuansa kedaerahan kita, tentunya masih sangat kental,” lanjutnya.

Ia menuturkan sebagai manusia tidak ada yang bisa terlepas dari aturan karena empat pilar kebangsaan ini merupakan pedoman dalam membuat aturan, termasuk apa yang dijalani dalam keseharian berjalan aman dan damai.

“Kita semua ini di bawah naungan negara yang harus kita jaga bersama. Tidak boleh mendirikan negara di atas negara. Kemudian, ada Bhinneka Tunggal Ika sebagai simbol negara karena dari sekian puluh ribu suku, pedoman kita adalah tetap Pancasila,” paparnya.

Editors Team
Daisy Floren

Populer Lainnya