Aktivis Pecinta Lingkungan Sebut Sulit Minitoring Irigasi Menuju Citongtut, Beberapa Perusahaan di Sebut
MAHATVA.ID - Aktivis Lingkungan yang tergabung dalam Gerakan Pungut Sampah (GPS) Desa Cicadas benarkan sulitnya akses monitoring saluran irigasi yang menuju setu Citongtut.
Bahkan aktivis lingkungan juga membeberkan persoalan pernah terjadinya ratusan ikan mati akibat pencemaran lingkungan oleh perusahaan-perusahaan nakal di Desa Cicadas yang kerap kali membuang limbah B3 saat hujan turun.
"Ya...kan...pernah terjadi ribuan ikan mati di setu citongtut akibat pencemaran limbah B3 dari perusahaan yang nakal," kata Aditya, Aktivis pecinta lingkungan Gerakan Pungut Sampah (GPS). Rabu, (05/06/2024).
Aditya juga mengatakan, bahwa kewenangan DAS (daerah aliran sungai) yang menuju Setu Citongtut itu kewenangannya ada di Desa. Tapi, DAS tersebut ada di dalam perusahaan, yang mengakibatkan sulitnya pengawasannya.
"Daerah Aliran Sungai yang menuju Setu Citongtut ada didalam perusahaan, yang mengakibatkan sulitnya kita (Aktivis Pecinta Lingkungan) melakukan monitoring," ungkapnya.
"Beberapa titik memang dipasang CCTV oleh perusahaan. Tapi itu untuk monitoring internal mereka (perusahaan) saja. Jadi kita tetap tidak punya akses juga. Bahkan DLH juga pasang CCTV di Setu Citongtut, tapi ya itu. Kita tidak bisa akses," ungkapnya.
Dilokasi terpisah, ketua tim Patroli Sungai DLH Provinsi Jawa Barat Wawan Ramdhani juga membenarkan hal tersebut.
"Memang sulit buat akses, karena Irigasi/DAS ada di dalam perusahaan," katanya.
Menurut Wawan Ramdhani, Banjir yang kerap terjadi di kawasan perusahaan yang ada di pancasila 4 juga dikarenakan banyaknya penyempitan. Yang mengakibatkan volume Air meluap, sehingga kerap banjir di tritunggal (pancasila 4).
"Kita sudah melakukan riset, dan ada penyempitan di beberapa perusahaan. Seperti PT Kapsulindo, PT Haengnam, PT Orion, PT Tirta Investama (Aqua), PT Kurnia, PT Cidas," bebernya.
Saluran Irigasi Atau Sempadan Saluran Irigasi yang menjadi mutlak kewenangan Desa kenapa bisa masuk ke dalam semplen Perusahaan???
"Kalu itu saya kurang paham, coba tanya pak kades aja," tutupnya.