Dampak kemarau, Warga Jonggol sulit mendapatkan Air.
Mahatvamediaindonesia.id, JONGGOL – Untuk menyikapi permasalahan kekeringan air yang sudah mulai terjadi di wilayah Jonggol, sejumlah warga mempersiapkan diri dengan melakukan pemasangan toren di setiap RT. Hal itu untuk menjaga pasokan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Senin, (07/08/2023).
“Ada empat desa yang sangat merasakan dampak kemarau. Yakni, Desa Weninggalih, Sukagalih, Sirnagalih dan Sukasirna,” kata Sekretaris Kecamatan Jonggol, Gogo Badarudin kepada wartawan, Minggu (6/8/2023).
Menurut dia, dampak kemarau yang paling sangat dirasakan oleh masyarakat adalah sulitnya memenuhi kebutuan air bersih untuk keperluan warga sehari-hari, terutama untuk mandi, cuci, minum dan masak.
“Walaupun warga umumnya memiliki sumur di setiap rumah. Namun tetap saja kalau sudah masuk kemarau kesulitan air karena sumur mongering,” tukasnya.
Gogo mengatakan, dampak kemarau terparah dirasakan oleh warga Desa Weninggalih. Karena hampir seluruh wilayah di desa tersebut kesulitan mendapatkan air bersih.
“Weninggalih memang setiap tahun, tapi ya ada sedikit penopang, kemarin ada bantuan sumur artesis dari APBN kemarin ada satu titik, tapi alhamdulillah keluar airnya, baru aja selesai sebulan yang lalu,” paparnya.
Gogo menjelaskan, untuk antisipasi jangka pendek, pihak Pemerintah Kecamatan dan Desa akan terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bogor untuk memohon bantuan air bersih, guna kebutuhan warga.
“Untuk toren-toren kecil sudah disiapkan, karena sudah terbiasa kekeringan ya tiap-tiap RT tuh udah ada toren. Udah paham antisipasinya,” ujarnya.
Gogo mengatakan, permasalaha kemarau tahun ini tidak terlalu berdampak bagi para petani di Kecamatan Jonggol. Pasalnya, para petani sudah melakukan panen sebelum memasuki musim kemarau.
“Jadi untung sudah banyak yang panen. Jadi kemarau ini tidak terlalu banyak lahan pertanian yang gagal panen,” tandasnya.