H. Yudi Sucipta : Pengawasan dan pembinaan Pemerintah selama ini tidak efektif. Pencemaran Limbah selalu terjadi dan terulang.
Mahatvamediaindonesia.id, GUNUNGPUTRI – Kondisi Sungai Cileungsi di wilayah Gunungputri, Kabupaten Bogor kini dalam kondisi mengkhawatirkan. Sungai yang diduga tercemar limbah hingga ikan-ikan yang ada di sungai didapati banyak yang mati.
Pantauwan mahatvamediaindonesia.id pada Senin (11/9/2023), kondisi air Sungai Cileungsi ini warnanya menghitam mirip tumpahan oli bekas.
Selain itu, air sungai ini juga menimbulkan bau busuk yang mengganggu hidung.
Bagi sebagian orang, bau dari air sungai ini, bisa menimbulkan rasa mual.
Selain itu, di area pinggiran sungai juga ditemukan buih-buih dengan warna seperti air yang tercampur minyak.
Selain itu, tampak terlihat sejumlah ikan sapu-sapu yang dikenal kuat di air kotor juga ditemukan banyak yang mati karena kondisi sungai yang mengkawatirkan ini.
“Sejak Minggu siang hingga malam, air sungai Cileungsi makin hitam, bau dan banyak ikan yang mati,” keluh Puarman, Ketua KP2C (Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas), di Sekretariat KP2C, Bojongkulur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/8/2023).
Ia mengaku sudah meninjau langsung kondisi sungai Cileungsi. Ia mengatakan, sangat banyak masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai Cileungsi mengadukan kondisi sungai yang hitam, bau menyengat serta ikan yang pada mati.
Sementara itu, Ketua umum Forum Timur Raya (FATRA), H. Yudi Sucipta mengatakan, pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini, tidak efektif karena pencemaran yang diduga dari limbah industri selalu terjadi dan berulang.
“Ini seperti dibiarkan oleh para dinas terkait. Pengawasan yang dilakukan oleh dinas terkait selama ini mana?!,” ucapnya dengan nada tinggi.
“Kalo ini terus terulang dan terulang lagi, lalu apa tindakan tegas yang diambil oleh dinas terkait,” sambungnya.
H. Yudi juga menambahkan, ditengah kondisi kemarau seperti ini, seharusnya air sungai Cileungsi bisa dijadikan warga untuk keperluan MCK. Namun dengan kondisi tercemar limbah, air tersebut tidak bisa dimanfaatkan oleh warga yang ada di bantaran kali Cileungsi.
“Ini kan musim kemarau, harusnya bisa jadi salah satu alternatif warga mengambil air. Eh malah tercemar limbah seperti ini,” tutupnya dengan dana kesal.