Hidup Dalam Debu, Macet, dan Ancaman Tergilas karena Truk Tambang Bagi Masyarakat Parung Panjang

Hidup Dalam Debu, Macet, dan Ancaman Tergilas karena Truk Tambang Bagi Masyarakat Parung Panjang

Smallest Font
Largest Font

Mahatvamediaindonesia.id, PARUNG PANJANG – Aktivitas truk tambang di Jalan Mochamad Toha, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, membawa ancaman bagi warga sekitar. Truk tersebut menyebabkan kemacetan, jalan rusak, polusi hingga korban jiwa tergilas. Minggu, (19/11/2023).

Dalam sebulan terakhir, truk angkutan tambang bertonase berat nekat melintas hingga menyebabkan berbagai masalah di jalan tersebut.

BACA JUGA : Curi Star, Caleg DPR RI 5 Jabar dan DPRD Provinsi Jawa Barat wilayah 6 Kabupaten Bogor dari Partai Nasdem Bagikan APK Kepada Jamaah Majlis Talim

Agnes Agnesia (30), warga sekitar mengatakan, belakangan ini truk-truk pengangkut tambang melanggar jam operasional.

Padahal, aturan jam operasional truk tambang sudah jelas dimulai pukul 20.00 WIB sampai 05.00 WIB. Larangan itu juga sudah jelas diatur dalam peraturan daerah. Namun, truk-truk tersebut tetap nekat melintas dan akibatnya masyarakat selalu was-was saat di jalanan. Risiko terpapar debu, jatuh, dan tergilas truk sudah menjadi pemandangan sehari-hari.

Hampir satu hari pun bisa terjadi kemacetan. Lantas untuk apa aturan jam operasional truk ada kalau pagi buat parkir pinggir jalan, sorenya mereka bisa beroperasi.

“Nah, ini mereka biasanya sudah keluar dan pada parkir di pinggir-pinggir jalan dari mulai sore. Truk itu terus bertambah dan membuat macet. Sudah hampir sebulan ini kemacetan terjadi dan makin parah,” kata Agnes kepada wartawan, Minggu (19/11/2023).

BACA JUGA : Rakor Persiapan BOLING di Kecamatan Parung Panjang. Umroh Gratis disiapkan untuk Door Prize.

Hampir setiap magrib atau menjelang malam, arus lalu lintas mulai macet dan semakin malam kendaraan bisa tidak bergerak di jalan tersebut. Agnes yang bekerja di Jakarta mengaku ketika pulang kerja terpaksa harus bersabar untuk menggunakan ojek online. Meski sudah menggunakan motor, ia mesti berhati-hati melintasi jalan menuju rumahnya.

Bahkan pada Selasa (14/11/2023) sempat terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkan enam kendaraan dan menyebabkan satu orang tewas. Selasa malam itu pula, sambung Agnes, tetangganya mengalami kecelakaan tunggal pada pukul 23.52 WIB. Tetangganya yang bernama Erna Cahyadi itu harus dievakuasi ke rumah sakit menggunakan ambulans.

Namun, satu unit ambulans yang dihubungi tidak bisa melintas karena terjebak antrean atau macet akibat truk tambang. “Dia pulang ke rumah udah dalam keadaan luka-luka. Terus kita panggilkan ambulans, bayangin aja dia nunggu ambulans berjam-jam, lalu bagaimana nasib ketika ada orang kritis. Terus belum ada sebulan yang lalu juga ada kecelakaan di depan Polsek,” keluh Agnes kecewa. Menurut Agnes, warga Parung Panjang menyesalkan sikap pemerintah daerah yang cenderung membiarkan truk-truk tambang melintas di luar jam operasional.

Sepekan terakhir ini, truk tambang muatan batu bertonase berat itu disebut bebas melenggang lewat di luar jam operasional. Truk pengangkut batu itu melintasi jalan publik telah berlangsung bertahun-tahun sehingga merusak jalan sehingga berbahaya untuk dilintasi.

“Kita memviralkan ini ke media karena sudah muak melihat truk-truk itu, ada berapa ratus jiwa lagi nanti yang akan jadi korban di jalanan. Pemerintah setempat juga seharusnya buka mata, buka hati,” imbuhnya.

Warga mendesak pemerintah agar menyetop sementara aktivitas truk tambang sampai masalah-masalah itu teratasi. Apalagi, jumlah truk tambang beserta beratnya tak sebanding dengan kapasitas dan kondisi jalan publik yang tersedia. Jalan yang menjadi akses satu-satunya warga Parung Panjang kini rusak parah, jalan berlobang terus bertambah, seperti kubangan besar buat ikan.

Kubangan itu besar dan berbahaya saat dilintasi pengendara motor. Agnes mengaku pernah menjadi korban, bamper mobilnya rusak. Tak sedikit ia menyaksikan tetangga-tetanggnya yang menggunakan motor terjatuh di kubangan itu. “Kejadian ini kan paket double combo, udah mah jalanan rusak, kita jadi susah pulang, was was kalau kesenggol ban truk, ada juga kita terlindas. Jadi mau sampai kapan kejadian ini terulang. Pemkab Bogor kalau memang belum bisa memperbaiki jalan, seharusnya bikin peraturan yang bener, tegas dong sama truk truk tambang yang merusak dan mencelakakan warga,” terangnya.

Editors Team
Daisy Floren

Populer Lainnya