Mujahidin : Kita ga semua nolak, yang penting ada solusinya.
Mahatvamediaindonesia.id, GUNUNGPUTRI – Pembangunan pasar yang akan dibangun oleh Pemkab Bogor dikawasan Perumahan Griya Bukit Jaya, Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor dengan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) 2023 sebesar Rp 7,1 miliar menuai pro dan kontra. Selasa, (24/10/2023).
Dalam sebuah pembangunan pro dan kontra pasti terjadi, seperti halnya pembangunan pasar rakyat yang akan di bangun oleh pemkab Bogor melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor (Disperindag).
Camat Gunung Putri, Kurnia Indra didampingi Kepala Desa beserta Kapolsek tampak meninjau langsung lokasi area pembangunan pasar rakyat.
Menurutnya, semua pembangunan pasti ada perimbangan dan kajianya.
“Saat ini kita masih meninjau lokasi, dan semua pembangunan pasti ada pertimbangan dan kajiannya. Yang penting jangan ada keributan, jaga kondusifitas. Insya allah ada manfaatnya bagi warga,” singkatnya.
Sementara itu, Mujahidin warga rw 19 Desa Tlajung Udik sangat menanti adanya pembangunan pasar di lokasi tersebut, dengan catatan terpenting, bereskan semua persoalan yang kerap terjadi di lokasi tersebut.
“Seperti yang saya sampaikan, yang tadinya banjir biar tidak banjir, lalu tidak mengganggu aktifitas warga. Walaupun pasar yang di depan juga mengganggu namun banyak juga yang mencari nafkah,” ucapnya kepada mahatvamediaindonesia.id
Mujahidin juga mengatakan, dengan nanti adanya pasar warga sekitar bisa memanfaatkannya untuk berdagang. Dan para anak muda juga bisa ikut mengelola parkir.
“Kita ga semua nolak, yang penting ada solusinya,” ungkapnya.
Selebumnya diberitakan bahwa Sekda Burhanudin menyampaikan bahwa pro dan kontra disetiap pembangunan pemerintah pasti ada.
Burhan menyebut, sejauh ini penolakan itu baru disampaikan secara lisan saja, tidak ada surat tembusan ke Pemkab. Namun, dia mengharapkan jangan sampai peluang seperti ini disia-siakan oleh warga karena terpengaruh oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
“Saya minta warga jangan terprovokasi, niat pemerintah untuk membangun pasar disana karena memang untuk memajukan ekonomi warga sekitar,” jelasnya.
Sampai hari ini, lanjut Burhan, dirinya masih menunggu hasil keputusan dari Disperindag yang akan sosialisasi kepada masyarakat. Dia menekankan, jangan sampai anggaran yang sudah disediakan oleh pemerintah menjadi silpa karena adanya provokasi dari segelintir orang.
“Kami masih menunggu kajian, yang pasti jika sampai bulan Desember tahun ini tidak dikerjakan, maka anggaran tersebut akan menajadi silpa. Tapi saya harapkan jangan sampai itu terjadi, karena jika ingin mengajukan bantuan apapun nantinya bisa jadi akan dipertimbangkan karena khawatir ada lagi penolakan,” pungkasnya.