Warga Bojong Murni Minta Maaf Usai Unjuk Rasa Terkait Isu Manipulasi Dana Desa
MAHATVA.ID – Warga Desa Bojong Murni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, akhirnya meminta maaf setelah melakukan unjuk rasa terkait tuduhan manipulasi anggaran dana desa dan keterlambatan proyek pembangunan. Permintaan maaf ini disampaikan oleh Kepala Dusun 2, Dasep, yang sebelumnya menjadi sumber penyebaran informasi yang memicu gejolak di masyarakat.
Dasep mengakui kesalahannya karena mencatut nama Camat Ciawi, Rosidin, dalam pernyataannya yang menyesatkan. Informasi tersebut memicu pemberitaan negatif terhadap Kepala Desa Bojong Murni, Kusnadi, yang dituduh memanipulasi dana desa dan tidak menyelesaikan proyek pembangunan.
Permintaan Maaf Resmi
"Saya atas nama Kepala Dusun 2 Bojong Murni, meminta maaf langsung kepada Bapak Camat. Kesalahan ini murni akibat kelalaian dan kealpaan pribadi saya. Niat saya baik, tetapi informasi yang saya sampaikan malah dipublikasikan tanpa izin," ujar Dasep, Senin (6/1/2025).
Unjuk Rasa dan Dampaknya
Isu tersebut membuat warga terprovokasi dan melakukan unjuk rasa yang melibatkan mahasiswa. Aksi ini bahkan berujung pada pelaporan ke aparat penegak hukum. Namun, laporan tersebut hingga kini belum diproses lebih lanjut oleh Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor.
Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Bogor, Abdul Aziz, turut memberikan klarifikasi. Menurutnya, keterlambatan pencairan dana desa menjadi kendala utama yang memaksa kepala desa dan perangkatnya melakukan subsidi silang untuk menyelesaikan pembangunan.
"Ini bukan hanya terjadi di Desa Bojong Murni, tetapi di banyak desa lain. Selama pembangunan terselesaikan, hal ini tidak dapat serta-merta disalahkan," ujar Abdul Aziz.
Camat Ciawi: Fokus pada Pembangunan Desa
Camat Ciawi, Rosidin, menerima permintaan maaf dari para tokoh masyarakat dan warga. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang sehat antarperangkat desa untuk mencegah kesalahpahaman serupa di masa depan.
"Saya sudah memaafkan. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita bisa fokus pada perbaikan dan pembangunan desa. Jangan sampai hal seperti ini menghambat kemajuan desa," tegas Rosidin.
Pelajaran dari Kejadian Ini
Kasus ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi tanpa bukti yang valid. Informasi yang tidak terverifikasi dapat memicu konflik dan merusak kondusivitas di masyarakat.