Warga Keluhkan Truk Tronton Perusak Jalan Cariu-Nyengcle, Pemerintah Diminta Bertindak
MAHATVA.ID – Pengguna jalan kabupaten lintas Cariu-Nyengcle yang melintasi Desa Mekarwangi dan Desa Karyamekar, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, mengeluhkan aktivitas truk tronton bermuatan material hingga 23 ton. Kendaraan berat ini melintas tanpa jeda, menyebabkan kerusakan jalan yang parah dan kemacetan yang mengganggu aktivitas warga.
“Sebagai pengguna jalan, saya sangat kecewa dengan kondisi ini. Jalan rusak parah, macet, dan tidak ada perhatian pemerintah. Sepertinya ini dibiarkan saja,” ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Rabu (8/1/2025).
Kemacetan Hingga 45 Menit
Kemacetan yang biasanya hanya 15 menit kini bisa mencapai 45 menit, terutama pada jalur dari Bangrion (Cariu) menuju lokasi proyek Bendungan Cijurey di Desa Karyamekar. Iring-iringan truk tronton dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam memadati jalan, membuat pengguna sepeda motor terpaksa mengikuti lajunya.
Minim Sosialisasi dan Perhatian Kontraktor
Kades Karyamekar, Jaji, menyampaikan bahwa pihak kontraktor proyek Bendungan Cijurey, yang melibatkan PT HK dan PT WIKA, tidak memberikan sosialisasi kepada masyarakat atau pemerintah desa terkait penggunaan truk berat.
“Tidak ada pemberitahuan ke Desa Karyamekar, Mekarwangi, atau Cariu soal penggunaan dump truk besar untuk angkutan material. Warga terus mengeluh soal kerusakan jalan dan kemacetan ini,” ujar Jaji.
Ia menambahkan, pada Agustus 2024 sempat digelar pertemuan dengan pihak kontraktor, PUPR Kabupaten Bogor, dan pemerintah kecamatan. Dalam pertemuan itu, disepakati bahwa perbaikan jalan menjadi tanggung jawab kontraktor bekerja sama dengan PUPR. Namun hingga kini, perbaikan yang dilakukan tidak maksimal.
Harapan untuk Perbaikan
Proyek pembangunan bendungan yang seharusnya memberikan manfaat justru menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Jaji berharap kontraktor sebagai BUMN lebih memperhatikan manajemen lingkungan dan dampak sosial dari aktivitas proyek.
“Mereka harus serius memperbaiki jalan dan memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar, karena masalah ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal kultural dan pengelolaan yang baik,” tegas Jaji.
Dengan kondisi jalan yang rusak dan aktivitas proyek yang terus berjalan, masyarakat berharap adanya tindakan tegas dari pemerintah daerah untuk memastikan hak pengguna jalan terlindungi.